Ada banyak pilihan menu di sini, salah satunya adalah yang dicari istri. Bubur ayam. Kalo saya sih, setelah mempertimbangkan antara bakmi/bihun godog, nasi goreng jawa, nasi goreng, atau nasi godog, saya pilih Nasi Goreng Kambing Bumbu Kebuli. Berikut penampilannya:
Untuk menu sarapan pagi, harga satu porsi Nasi Goreng Kambing Bumbu Kebuli ini cukup. Gak kebanyakan, gak kesedikitan. Dari sisi penampilan, tampak menggugah selera. Apalagi mulai dari pesan sampai barang ini datang, cukup lama. Padahal konsumen saat itu cuma beberapa doang. Sedikit nilai minus nih.
Dari sisi rasa, nah ini yang juga agak kurang. Rasa kebulinya kurang terasa. Mungkin karena judulnya ini nasi goreng kambing bumbu kebuli, bukan nasi goreng kambing kebuli. Selain itu, potongan daging kambingnya jumlahnya cukup, tapi bau prengus khas kambingnya hampir tidak terasa. Buat sebagian orang justru ini yang dicari, tapi buat saya, namanya makan kambing, ya harus terasa bau badannya juga sedikit.
Satu lagi, kambingnya ini juga agak keras, kelihatannya bukan kambing muda seperti yang sekarang semakin marak dihidangkan. Terakhir, dari sisi harga. Satu porsi menu ini harganya Rp28 ribu. Untuk ukuran makanan kaki lima, dan rasa relatif biasa-biasa saja, menurut saya agak mahal. Kalaupun saya kembali lagi ke sini, mungkin akan coba bubur ayamnya. Menurut istri, rasanya cukup lumayan.
Rating:
3,75 - Porsi
3,25 - Rasa
3,5 - Penyajian
3,25 - Harga
3,43 - Overall