Pagi ini kita musti ke ATM. Bayar-bayar hutang, sekalian beli pulsa. Kuota operator di sini cepat habis soalnya. Maklum, WiFi masih relatif barang langka. Nggak pas kayak di jakarta, quota 2GB sebulan aja jarang habis kepake karena di kantor dan di rumah Wifi selalu manteng.
Anyway, kelar urusan bayar-bayar dan beli pulsa (supaya bisa tetap eksis dan upload-upload), kita cari makan. Target pertama, bubur ayam. Keliling-keliling kota yang masih sepi, ternyata hampir setiap tempat bubur ayam, udah rame, antri dan gak dapat tempat duduk. Alhasil, nemu salah satu gerai kaki lima, bubur ayam, tepatnya di jalan Yudanegara, depan Masjid Agung. Namanya? Bubur Ayam Cabang Jakarta! Memang ada ya? Trus, pusatnya di Jakarta, di mananya?
Posisinya enak. Jalanan luas tapi masih sepi, kiri-kanan parkir gampang dan nggak ada kang parkir yang cuma semprit-semprit doang pas kita udah kelar makan. Pas pertama kali kita lewat sini, lagi rame. Kali kedua lewat, udah sepi dan ada tempat duduk kosong. Alhasil, inilah jadi TKP kita. Kebetulan, pengen nyoba hal yang baru. Berikut ini penampilan Bubur Ayam (yang katanya cabang) Jakarta itu:
Dari sisi penampilan, tidak ada bedanya dengan bubur ayam-bubur ayam lainnya yang bisa kita temukan di Jakarta. Kalau dibandingkan dengan bubur ayam Zaenal Tasikmalaya yang khas itu, memang terlihat standar. Tapi buat saya pribadi, yang namanya bubur ayam itu ya yang seperti ini.
Di gambar memang tidak terlihat karena kerupuknya yang disediakan cukup banyak (mantap). Tetapi di bawahnya, suiran ayam, daun bawang, kacang, cakwe tersedia cukup lengkap. Kalau mau ditambahkan sambal atau kecap asin, bisa tuangkan sendiri sesuka hati.
Porsinya? Memang buburnya hanya sedikit. Tapi yaa, okelah. Yang menyenangkan ya itu, kerupuknya banyak dan free flow. Ini TOP. Sambalnya? Bukan seperti sambal kacang biasa yang seperti ekspektasi saya. Tapi okelah. Seporsi bubur ayam ini perlu ditebus dengan harga Rp12 ribu. Pas. Nggak murah tapi nggak overpriced juga. Recommended lah.
Rating:
3,5 - Porsi
3,5 - Rasa
3,5 - Penyajian
4 - Harga
3,62 - Overall
Anyway, kelar urusan bayar-bayar dan beli pulsa (supaya bisa tetap eksis dan upload-upload), kita cari makan. Target pertama, bubur ayam. Keliling-keliling kota yang masih sepi, ternyata hampir setiap tempat bubur ayam, udah rame, antri dan gak dapat tempat duduk. Alhasil, nemu salah satu gerai kaki lima, bubur ayam, tepatnya di jalan Yudanegara, depan Masjid Agung. Namanya? Bubur Ayam Cabang Jakarta! Memang ada ya? Trus, pusatnya di Jakarta, di mananya?
Posisinya enak. Jalanan luas tapi masih sepi, kiri-kanan parkir gampang dan nggak ada kang parkir yang cuma semprit-semprit doang pas kita udah kelar makan. Pas pertama kali kita lewat sini, lagi rame. Kali kedua lewat, udah sepi dan ada tempat duduk kosong. Alhasil, inilah jadi TKP kita. Kebetulan, pengen nyoba hal yang baru. Berikut ini penampilan Bubur Ayam (yang katanya cabang) Jakarta itu:
Dari sisi penampilan, tidak ada bedanya dengan bubur ayam-bubur ayam lainnya yang bisa kita temukan di Jakarta. Kalau dibandingkan dengan bubur ayam Zaenal Tasikmalaya yang khas itu, memang terlihat standar. Tapi buat saya pribadi, yang namanya bubur ayam itu ya yang seperti ini.
Di gambar memang tidak terlihat karena kerupuknya yang disediakan cukup banyak (mantap). Tetapi di bawahnya, suiran ayam, daun bawang, kacang, cakwe tersedia cukup lengkap. Kalau mau ditambahkan sambal atau kecap asin, bisa tuangkan sendiri sesuka hati.
Porsinya? Memang buburnya hanya sedikit. Tapi yaa, okelah. Yang menyenangkan ya itu, kerupuknya banyak dan free flow. Ini TOP. Sambalnya? Bukan seperti sambal kacang biasa yang seperti ekspektasi saya. Tapi okelah. Seporsi bubur ayam ini perlu ditebus dengan harga Rp12 ribu. Pas. Nggak murah tapi nggak overpriced juga. Recommended lah.
Rating:
3,5 - Porsi
3,5 - Rasa
3,5 - Penyajian
4 - Harga
3,62 - Overall