Hari ini, kelar buang hajat keluarga besar-besaran, akhirnya kita lelah. Tapi plong rasanya. Tuntas, lunas, bebas. Waktunya kembali ke rumah kakak ipar tempat kita menginap di Tasikmalaya. Tapi berhubung baru jam 7, masa langsung pulang dan tepar? Jauh-jauh ke Tasik masa cuma molor? Alhasil kita jalan kaki ke Alun-alun Kota Tasikmalaya.
Rencana awal, tadinya kita mau makan mie bakso 55. Agak begah dengan santan-santan dan daging di rumah. Tapi berhubung udah sampai alun-alun, kita berubah pikiran dan geser target ke Mie Baso Sari Rasa.
Seperti biasa. Lebaran-lebaran gini nyaris nggak ada pedagang bakso yang sepi. Apalagi yang udah punya nama dan reputasi kayak Sari Rasa ini. Berhubung pas ada table kosong, pesanlah kita. Udah dikasih tau sama mbaknya, pesenan bakal lama karena rame banget. Gpp. Gak urgent kok, cuma mau santai sebelum pulang dan tepar beneran. Akhirnya, gw pesen Mie Bakso Babat. Tapi beneran lama loh. Udah dari 7:30an sampai 8:19 belom jadi juga itu pesenan. Alhasil, sekitar 8:20-an, dianterin lah itu barang.
Begini antarmukanya:
Dari sisi penampilan, oke banget. Kelengkapannya untuk sebuah mie bakso relatif lengkap. Ada sayur sawi, daun bawang, tentunya mie, bakso dan babatnya. Jangan salah, ada juga bonus cincang daging ayam melengkapi kuahnya yang sayangnya relatif sedikit untuk ukuran saya yang penggemar kuah membanjir.
Dari sisi rasa, mie-nya oke. Lembut, kenyalnya pas, dan rasanya khas. Baksonya? Mengecewakan. Di mulut saya, rasanya persis sama kayak bakso standar supermarket, alias bakso pabrikan, alias mass production. Bukan seperti custom made bakso seperti semestinya. Saos sambalnya sendiri memang bukan sambal branded standar supermarket yang rasanya membosankan. Tapi kalau dengan skala sambal mie ayam abang-abang pinggir jalan, skornya menurut saya cuma 7/10.
Lalu, bagaimana dengan babat yang menjadi andalan Mie Baso Sari Rasa ini? Babatnya sendiri cukup banyak porsinya. Rasanya? Untuk saya, agak alot dan relatif hambar, bumbunya kurang terasa. Tapi entah kenapa pelanggan gak putus-putusnya datang ke gerai mie bakso ini meskipun jam sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam.
Satu porsi Mie Baso Babat seperti di atas perlu ditebus dengan harga Rp26 ribu. Dan ternyata, saya baru ngeh istri memesan Mie Baso Babat 1/2. Setengah saja sudah segitu, bagaimana kalau babatnya full version? Lebih banyak lagi. Tapi untung cuma 1/2. Lain kali, saya pribadi akan memilih menu lain, atau restoran lain sekalian.
Rating:
3,75 - Porsi
3,5 - Rasa
3,75 - Penyajian
3,25 - Harga
3,56 - Overall
Rencana awal, tadinya kita mau makan mie bakso 55. Agak begah dengan santan-santan dan daging di rumah. Tapi berhubung udah sampai alun-alun, kita berubah pikiran dan geser target ke Mie Baso Sari Rasa.
Seperti biasa. Lebaran-lebaran gini nyaris nggak ada pedagang bakso yang sepi. Apalagi yang udah punya nama dan reputasi kayak Sari Rasa ini. Berhubung pas ada table kosong, pesanlah kita. Udah dikasih tau sama mbaknya, pesenan bakal lama karena rame banget. Gpp. Gak urgent kok, cuma mau santai sebelum pulang dan tepar beneran. Akhirnya, gw pesen Mie Bakso Babat. Tapi beneran lama loh. Udah dari 7:30an sampai 8:19 belom jadi juga itu pesenan. Alhasil, sekitar 8:20-an, dianterin lah itu barang.
Begini antarmukanya:
Dari sisi penampilan, oke banget. Kelengkapannya untuk sebuah mie bakso relatif lengkap. Ada sayur sawi, daun bawang, tentunya mie, bakso dan babatnya. Jangan salah, ada juga bonus cincang daging ayam melengkapi kuahnya yang sayangnya relatif sedikit untuk ukuran saya yang penggemar kuah membanjir.
Dari sisi rasa, mie-nya oke. Lembut, kenyalnya pas, dan rasanya khas. Baksonya? Mengecewakan. Di mulut saya, rasanya persis sama kayak bakso standar supermarket, alias bakso pabrikan, alias mass production. Bukan seperti custom made bakso seperti semestinya. Saos sambalnya sendiri memang bukan sambal branded standar supermarket yang rasanya membosankan. Tapi kalau dengan skala sambal mie ayam abang-abang pinggir jalan, skornya menurut saya cuma 7/10.
Lalu, bagaimana dengan babat yang menjadi andalan Mie Baso Sari Rasa ini? Babatnya sendiri cukup banyak porsinya. Rasanya? Untuk saya, agak alot dan relatif hambar, bumbunya kurang terasa. Tapi entah kenapa pelanggan gak putus-putusnya datang ke gerai mie bakso ini meskipun jam sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam.
Satu porsi Mie Baso Babat seperti di atas perlu ditebus dengan harga Rp26 ribu. Dan ternyata, saya baru ngeh istri memesan Mie Baso Babat 1/2. Setengah saja sudah segitu, bagaimana kalau babatnya full version? Lebih banyak lagi. Tapi untung cuma 1/2. Lain kali, saya pribadi akan memilih menu lain, atau restoran lain sekalian.
Rating:
3,75 - Porsi
3,5 - Rasa
3,75 - Penyajian
3,25 - Harga
3,56 - Overall