Bismillah Halal Food, Makanan Halal Terbaik di Taipei?

Ada pengalaman yang unik waktu terakhir Bang Emmet ke Taipei, Taiwan. Pertama, seperti pada posting sebelumnya, untuk pertamakalinya dalam 17 tahun Bang Emmet berkunjung ke negeri ini, di kota ini, Bang Emmet mampir di Masjidnya. Yang kedua, nah, yang satu ini nih. Apa itu?

Buat Anda yang sering ke Taiwan, pasti sudah paham. Mencari makanan yang halal itu rumit. Apalagi mencari yang 100 persen halal. Nah, biasanya Bang Emmet sih pasrah untuk urusan makan. Kalau nggak makan ikan, ya makan daging yang ada sayapnya. Maksudnya, daging ayam, burung, bebek, atau unggas lainnya. Burung unta? Ya kali ada warung jualan itu.
Nah, Bismillah Halal Food ini, lokasinya nggak jauh dari Masjid Agung Taipei alias Taipei Grand Mosque. Jaraknya cuma sekitar 2 sampai 3 kilo. Cuma? Itu mah jauh? Lumayan jauh untuk ukuran manusia yang ada di Jakarta. Tapi kalau di Taipei, jalan 3-4 kilo sih nggak aneh. Makanya Bang Emmet jabanin. Toh sekalian jalan-jalan dan lihat-lihat juga, ada pemandangan apa yang menarik di sekitar sana.


Nah, posisi Rumah Makan Bismillah Halal Food itu ada di dekat NTU alias National Taiwan University. Kalau Anda jalan kaki dari Masjid Agung Taipei dan ketemu NTU Sports Center, nah, berarti Anda baru separo jalan menuju ke rumah makan tersebut.


Sebagai informasi, lokasi Rumah Makan Bismillah Halal Food ini ada di pinggir jalan kecil yang nggak terlalu ramai. Tapi rapi dan bersih. Jujur saja, jadi makin seneng Bang Emmet melihat suasananya. Bangunannya sih kelihatannya gedung tua, tapi gedung yang masih dirawat dan digunakan. Malah sepertinya pemiliknya pun tinggal di sini. Buktinya, interiornya nggak seperti restoran, tapi seperti rumah biasa yang oleh si empunya terus dijadikan tempat makan.

Nah, ini yang menarik. Si tuan rumah (makan), menyediakan sajadah?


Iya. Bapak dan Ibu pelayannya, yang kayaknya juga sekaligus pemilik rumah dan restoran ini muslim. Si ibunya, berhijab syar'i dan mereka menyambut Bang Emmet dan teman Bang Emmet dengan ucapan salam saat kami masuk ke rumah makan tersebut. Cukup kaget juga. Tapi entah kenapa, seneng banget rasanya kalau kita disambut dengan Assalamualaikum, apalagi di negeri orang.

Setelah mencari tempat duduk, sama seperti restoran biasa, begitu pesan makanan, kita tunggu sampai masakan tersebut selesai dibuat. Bukan dihangatkan. Dan yang bikin Bang Emmet seneng, bumbunya nggak yang kurang. Maklum, biasa makan garamicin. Yang ini pas banget. Apalagi porsi nasinya juga banyak. Padahal cuma pesan buat dua orang. Asik nih.

Sebagai informasi, Bang Emmet datang di bulan Ramadan kemarin. Sekitar jam 2-an siang. Lho, Bang Emmet nggak puasa? Iya nih, lagi jadi musafir 😝
Nah, pas Bang Emmet pesan, si bapak bilang, rumah makan mereka tutup sekitar jam 14.30 sore tapi nanti akan buka lagi. Mungkin jelang Maghrib.

Saat bang Emmet datang berkunjung bersama seorang rekan, di sana sudah ada juga pengunjung setempat yang sedang asyik menyantap makanan. Tampaknya mereka yang kerja di kawasan sekitar rumah makan tersebut.


Nggak pakai lama, makanan pesanan Bang Emmet datang. Telor dadarnya, seperti telor dadar made in Indonesia. Sayur toge dan ayam goreng tepungnya juga tak kurang satu apa. Ini serius. Pasalnya, Bang Emmet sempat kecewa dengan KFC, McD dan lain-lain di Taiwan yang bumbunya bukan cuma kurang satu, tapi kayaknya kurang lima.

Sssttt mahal nggak?


Mirip-mirip sama harga makanan di Indonesia kok. Lihat saja daftar menunya. Yang Bang Emmet pesan ini, harga per porsinya 150NT alias sekitar 67 ribuan. Mantap lah.