Soto Ayam Kampung Khas Surabaya di Jakarta Barat

Kali ini Bang Emmet ingin coba sesuatu yang berbeda. Kalau biasanya buat sarapan pagi Bang Emmet mencari bubur ayam, di beberapa akhir pekan yang silam, Bang Emmet dan Nyonyah ingin mencari yang belum pernah kita jajal.

Setelah muter-muter, akhirnya kita memutuskan untuk singgah di warung soto ayam. Tepatnya, Soto Ayam Kampung Cak Bagong Khas Surabaya.


Ini dia penampakan warungnya. Lokasinya persis di pinggir jalan masuk ke komplek, jadi tidak terlalu ramai. Tempatnya, meski sederhana, kecil, mungil, bersih, dan yang paling penting, nggak banyak lalat. Apalagi laler. Mungkin karena masih pagi, lalernya belum pada datang. Ya nggak tau juga sih kalau siang lalat dan laler itu masuk "kantor" atau nggak. Btw, beda nggak sih, lalat kecil dan lalat yang besar-besar itu sebutannya?


Sebenarnya, soto ayam kampung Cak Bagong khas Surabaya sebenarnya sudah cukup lama berdiri, maksudnya buka di kawasan perumahan Taman Alfa Indah, Joglo, Jakarta Barat. Masalahnya, Bang Emmet aja yang kuper dan baru sekali ini nyobain. Baru denger malah.

Mungkin karena peta persaingan di industri soto ayam kampung sangat kompetitif. Di segmen ini ada pemain besar seperti soto ayam kampung Cak Mu'in, Cak Har, Cak Ipin, Cak Pardi, Cak Nur, Cak To, Pak Djayus, Pak Bambang, belum lagi soto Ambengan Pak Sadi yang lebih sering Bang Emmet denger. Ya sering lihat plang-nya aja sih, belum pernah nyoba tapi kayaknya mah.


Anyway, ini dia penampakannya.

Ia menggunakan ayam kampung, ya judul restorannya aja soto ayam kampung bang. Sama seperti soto ayam pada umumnya, ayamnya disuwir-suwir dan diberi koya, kol, bawang goreng, seledri dan telur rebus yang sudah dipotong-potong.

Setelah Nyonya Emmet pesan, nggak pakai lama, teman-temannya Cak Bagong sudah selesai menyiapkan sotonya. Soto ayam pun sudah langsung tersaji. Lengkap dengan teh tawar hangatnya sekalian. Kalau mau air mineral gelas juga ada, tinggal comot di meja.


Kalau yang doyan pedas, seperti Nyonyah Emmet ini, bisa menambahkan sendiri sambalnya. Tapi sambalnya ini nggak pedas. Asal tahu saja, Nyonyah emmet mengambil sekitar 10 sendok sambal dan katanya tetep, belum pedas. Kecap? Anti dia mah.

Nah, ini yang bang Emmet punya. Nggak usah pakai sambal lah, nanti tersamar rasa sotonya dengan rasa cabe. Kuahnya, sengaja Bang Emmet minta rada banyakan. Bagimana rasanya?


Eh, Bang Emmet survey dulu dikit. Anda tipe makan soto yang nasinya dipisah atau digabung? Atau kayak bang Emmet. Dipisah, tapi trus separo nasinya dimasukin ke mangkok sop dan separo isi mangkok sop dipindahin ke piring nasi? Tulis di komentar di bawah ya.

Jadi, gimana menurut pendapat Bang Emmet untuk Soto Ayam Kampung Cak Bagong khas Surabaya ini? Untuk harga 15 ribu plus nasi, Soto Ayam ini oke. Bumbunya pas. Ayamnya gurih, koya-nya oke. Cocok lah buat sarapan.


Tapi tetep, Bang Emmet ada di kubu bubur ayam kalo untuk sarapan.