Nasi Babat Pak Karmin, Semarang

Rasanya sudah menjadi kewajiban kalau kita ke kota atau daerah tertentu, kita menjajal makanan atau minuman khas daerah tersebut. Nah, kali ini Bang Emmet ke Semarang. Kalau biasanya, Bang Emmet menjajal sego kucing, makanan khas Semarang, Jogja, Solo dan sekitarnya, kali ini Bang Emmet ingin menjajal babat.

Nah, salah satu vendor nasi babat dengan reputasi terbaik di pasar Semarang dan punya marketshare terbesar di kawasannya, adalah Pak Karmin. Lengkapnya, brand-nya adalah Nasi Goreng Babat Pak Karmin Mberok.


Outlet resmi Nasi Goreng Babat Pak Karmin Mberok - entah kalau ada cabangnya - berada di Jl. Pemuda No.2, Dadapsari, Semarang Utara. Warungnya model amigos, alias agak minggir got sedikit. Tepatnya persis di pinggir kali Semarang. Eits, tenang. Meski di pinggir kali, bersih kok. Buktinya, konten ini dibuat lebih dari 24 jam setelah Bang Emmet menyantap salah satu sesajiannya dan perut Bang Emmet Alhamdulillah, sehat-sehat saja. Cuma dengkul yang agak nyut-nyut gara-gara kejeblos. Lho, apa hubungannya?


Anyway, kalau berkunjung ke Nasi Goreng Babat Pak Karmin Mberok ini siang-siang, ia berbentuk warung kaki lima dan kita makan "indoor", alias di bawah tenda yang tertutup. Semakin sore dan beranjak gelap, ia bertransformasi menjadi warung terbuka dan digelarlah lesehan, khususnya kalau lagi ramai pengunjung. Nah, seperti ini kalau sudah menjelang sore. Tendanya dibuka.

Begitu Anda masuk, ke ruangan utama warung nasi goreng babat ini, Anda langsung disajikan gambar menu-menu utama Pak Karmin. Pilihannya, mulai dari nasi goreng pete, nasi goreng babat, nasi babat gongso, babat gongso saja tanpa nasi, nasi goreng ayam, nasi goreng telur, ataupun nasi ayam gongso.


Berhubung Bang Emmet datang ke sini masih terang, Bang Emmet memilih untuk makan di dalam. Tempatnya cukup luas dan bersih. Buktinya, selain melap meja bekas tamu sebelumnya, petugasnya pun menyapu bagian kolong meja jikalau ada tisu atau sampah lainnya yang terjatuh. Maklum lah. Kebiasaan warga +62, agak kurang resik kalau di negeri sendiri. Baru terpaksa menjaga kebersihan kalau berada di negeri orang. Yaa, Bang Emmet juga begitu sih😋



Trus, Bang Emmet makan apa?


Nah ini dia menu yang Bang Emmet dan teman-teman Bang Emmet santap. Nasi goreng babat. Lho kok nasinya putih Bang? Iya nih. Bang Emmet kurang cermat. Jadi kalau mau babat gongso, nasinya nggak digoreng. Nasih putih biasa. Padahal Bang Emmet sudah mengkhayal dan membayangkan nasi goreng dalam benak. Ternyata nggak sinkron. Tapi ya sudah lah. Mari kita jajal nasi babat gongso Pak Karmin Mberok ini.


Dari sisi penampilan, tampak sangat menjanjikan dan menggiurkan. Babatnya dengan bumbu kecap, ada telur dadar dan nasi putih yang porsinya pun cukup. Nggak terlalu banyak, dan nggak sedikit-sedikit amat kayak nasi kucing. Eh itu kerupuknya opsional ya.

Nah ternyata, selain babat, dalam adukannya itu ada juga ati ayam. Cukup mengejutkan. Tapi jadinya babatnya nggak banyak-banyak amat. Gak papa deh. Enak juga kok, jadi rasanya lebih bervariasi. Bumbunya enak. Bang Emmet sengaja pesan sedang, nggak pedas. Dan ternyata, sedang pun udah pas di lidah.

Ini dia babat gongsonya kalau sudah siap bergeser ke mulut. Percayalah, rasanya itu jauh lebih menarik dari penampilannya. Kapan-kapan kalau Bang Emmet ke Semarang lagi, mungkin akan balik ke sini.


Soal harga, nasi babat gongso dipatok di MSRP 25 ribu. Kalau sudah selesai makan, tinggal bayar di meja kasir yang posisinya di samping dapurnya itu. Ke Semarang tapi rundown event tidak memungkinkan? Tenang saja. Nasi Babat Pak Karmin ini fully compatible dengan Go-Food dan Grabfood. Aman.