Warung Kopi Purnama, Warung Kopi Klasik yang Asik

Waktu Bang Emmet pergi melancong bersama rombongan blogger kesayangan ke Bandung, Bang Emmet diajak pergi sarapan ke Warung Kopi Purnama. Warkop Purnama? Begitulah, meski menghabiskan masa kecil di Bandung, tapi Bang Emmet belum pernah dengar warung kopi ini. Yaa maklum. Tahun 80-an itu kan, Bang Emmet sunat aja belum :P

Tapi ternyata, warung kopi yang satu ini merupakan warung kopi legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1930-an. Pantesan, sejak pertamakali Bang Emmet punya kaki dipijakkan, aura klasik dan suasana nyaman langsung dihadirkan.


Kabarnya, warung kopi ini awalnya hanyalah sebuah rumah biasa yang dibangun tahun 1923. Pemiliknya adalah Jong A Tong yang datang dari Medan lalu menetap di Bandung. Nah, pada tahun 1930-an itulah, rumah ini beralih fungsi menjadi warung kopi.


Meski sudah dari tahun kapan, tempat ini nggak pernah sepi. Bahkan kalau di akhir pekan dan musim liburan, warung kopi ini penuh sampai pengunjung harus menunggu dan masuk waiting list.

Tapi kalau dilihat-lihat, ya wajar. Suasananya membuat pengunjung betah nongkrong duduk di sini berlama-lama. Interior ruangannya, foto-foto jadul yang dipajang di dinding seantero ruangan, membuat Bang Emmet betah. Gatal rasanya kalau nggak foto-foto. Norak? Biarin!

Selain foto-foto jadul, di sini banyak pula dipajang barang-barang antik dan perabotan khas peninggalan jaman kolonial. Dikumpulkan di dalam bangunan bergaya Melayu Tionghoa, semaki besar hasrat Bang Emmet untuk motret-motret. Sayang seribu sayang. Saat Bang Emmet bertandang, warung kopi Purnama sedang penuh pengunjung. Jadi, nggak nyaman untuk didokumentasikan. Ya sudah lah.


Asiknya, di beberapa lokasi, ruang makan toko kopi Purnama ini merupakan ruang terbuka yang tidak ditutupi, jadi segarnya udara pagi di Bandung dan semilir angin sepoi-sepoi masih bisa dinikmati. Apalagi kalau sambil menyemil roti dan menyeruput kopi.


Buat para ahli hisap, maksudnya mereka yang lebih baik tidak makan daripada tidak merokok, area outdoor ini bisa juga mereka manfaatkan untuk hang-out. Tapi yaa kalau Bang Emmet sih, mending ruang yang agak tertutup sekalian daripada terbuka tapi banyak asap.

Dari sisi menu, Warung Kopi Purnama menyajikan pilihan yang sangat lengkap. Mulai dari roti kukus atau bakar beraneka rasa, telur rebus setengah matang, pisang goreng, lumpia, kentang dan gorengan lainnya, sampai makanan berat juga ada. Nasi ayam Hainan, Lontong Cap Go Meh, Bubur Ayam, Bihun Tek-tek, Gado-gado, nasi goreng, naso soto dan lain-lain.


Minumannya? Beraneka macam minuman hangat atau dingin disediakan. Mulai dari teh, susu, cincau, jus, dan tentunya sesuai namanya, kopi. Lalu, gimana rasa kopinya? Sebentar, cerita dulu lokasinya.

Warung Kopi Purnama ini berlokasi di Jl. Alkateri No.22, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111. Ia dekat Gedung Merdeka dan Gedung Pos Indonesia di jalan Asia Afrika. Nggak jauh dari sana ada belokan ke arah kanan. Nah, dia berada di sana.

Gimana kopinya?? Eerrr... anu. Berhubung Bang Emmet ini berada di kubu bubur ayam atau kupat tahu, Bang Emmet nggak memilih kopi saat berkunjung ke Warung Kopi Purnama itu. Bang Emmet menyantap ini nih. Bubur ayam!


Meski bukan menu favorit, menu favorit di sini katanya adalah Roti Selai Srikaya ataupun Roti Mentega. Tapi ternyata, bubur ayamnya pun oke. Khas bubur ayam dataran sunda. Sotoy amat Bang? Yaa menurut pengalaman Bang Emmet, bubur ayam Bandung ataupun Tasik punya kekentalan dan cita raasanya yang sedikit berbeda dengan bubur ayam yang biasa kita temukan di Jakarta. Sulit menjelaskannya dengan kata-kata. Tapi akan bisa kita bedakan kalau kita menyantapnya, apalagi head to head.

Nah, bubur ayam warung kopi Purnama ini oke. Agak encer memang, tapi ya khas-nya begitu. Toppingnya pun cukup lengkap dan jumlahnya pun cukup. Kerupuknya? Dia pakai kerupuk melarat. Sebenarnya, Bang Emmet sendiri lebih suka kerupuk merah khas abang-abang. Tapi yaa okelah.


Lengkapnya, simak di video berikut ya: