Sebelum ini, Bang Emmet sudah pernah ke Tucanos satu kali, dan ini merupakan kali kedua. Berhubung saat kunjungan pertama waktu itu terkesan banget dengan menu dan cara penyajiannya, Bang Emmet pun memantapkan hati untuk harus mendokumentasikan kunjungan berikutnya kalau ke Tucanos lagi. Dan kebetulan, ada kesempatan.
Sebagai gambaran, Tucanos Churrascaria, nama lengkap restoran tersebut, merupakan restoran khusus barbecue dan buffet a la Brazil. Ia berlokasi di Jalan Mas Mansyur, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta. Posisinya di belakang Citywalk, Sudirman.
Sebagai restoran yang menyajikan menu a la carte ataupun all you can eat termasuk buffet, pilihan menu yang disajikan tentunya sangat beragam.
Asal tahu saja, saat pertamakali datang ke sini, Bang Emmet sangat menyesal. Pasalnya, Bang Emmet terkesima dengan menu daging yang dihantarkan ke meja tempat duduk trus Bang Emmet dan makan sampai kenyang.
Benar saja, begitu teman-teman Bang Emmet kembali dari peredaran dan membawa beraneka ragam cemilan yang disediakan, Bang Emmet pun sedih. Soalnya, Bang Emmet sudah terlanjur sayang. Eh, kenyang.
Bukan saja pilihan cemilan yang beraneka ragam. Pilihan bumbu penyedap sampai saus pun amat banyak dan dengan warna unyu-unyu serta rasa yang beragam. Ingin rasanya menyampur semua saus lalu diaduk. Tapi, jangan lah. Biarkan mereka terpisah dan jangan dijodohkan. Biar nanti di perut saja mereka bersatu. Apa sih.
Nah, di meja makan, Tucanos menyediakan tiga koin plastik dengan magnet di salah satu sisi. Koin hijau untuk memesan makanan, kuning untuk memesan nanas. Hah? Nanas buat apa? Nanti kita lihat. Dan satu koin lagi warna merah kalau sudah tak sanggup lagi menahan rasa itu. Rasa kenyang maksudnya.
Berhubung sudah siap, mari kita letakkan koin pertama, warna hijau di dudukannya. Kalau koin ini dipasang, waiter akan segera hadir menghantarkan sesajen ke meja kita, dan kita bisa pesan sepuasnya. Eh iya, di meja, selain ada garpu dan pisau seperti biasanya kalau kita makan steak, ada juga jepitan. Apa gunanya? Nanti kita lihat.
Kalau sudah pilih line-up menu yang diinginkan dan pasang koin hijau tadi, mas-masnya langsung berdatangan membawa daging warbyasah yang akan kita santap. Ini dia.
Menu pertama yang Bang Emmet dan kawan-kawan pilih adalah Garlic Steak, beef sausage, picanha alias potongan daging sapi yang punya nama lain sirloin cap daannn... jantung ayam? Seriusan? Serius. Enak poll. Dahsyat lho ini jantung ayam.
Untuk sosis, bentuknya gede, tebal dan kenyal. Top lah pokoknya.
Nah, kalau yang ini, hump meat, alias punuk sapi. Ajegile rasanya. Kita bisa pesan medium ataupun welldone, tergantung selera. Tapi Bang Emmet sih, apa aja lah. Semuanya wuenakk.
Eh iya. Itu gunanya tang capitan tadi. Jadi pas si mas-masnya motongin dagingnya, kita tangkepin pake capitan itu biar nggak jatuh lalu kita letakkan di piring. Menu berikutnya adalah garlic steak tadi, tapi yang versi spicy. Ini juga top banget rasanya. Nah lihat tuh, hasil tangkapan Bang Emmet yang siap disantap.
Nah, kalau ini Alcatra alias potongan sirloin terbaik yang kabarnya posisinya tepat berada di bawah daging bagian tenderloin sapi. Rasanya sih, yaa gak usah ditanya lah ya. Dan sama seperti picanha tadi, kita bisa pesan medium ataupun well done. Lihat itu lemaknya yang ada di pinggir. Tapi kalau takut kolesterol, sebaiknya jangan. Tapi kalau Anda pemberani, sikattt.
Kalau kita pasang koin yang kuning, ini yang terjadi. Si mas-masnya datang bawa nanas. Iya. Nanas panggang di sini berfungsi untuk sedikit menetralisir lemak. Rasa asamnya pun bisa menawarkan rasa rindu eh, eneg karena kebanyakan lemak. Percaya deh. Anda pasti butuh nanas kalau makan di sini. Apalagi kalau menurut Bang Emmet, kenyalnya si nanas udah mirip daging.
Favorit Bang Emmet di sini sih tetep, jantung hatiku, eh jantung ayam. Bayangkan, kalau Anda biasa makan bubur ayam pakai ati ampela itu enak, ternyata pakai jantung lebih enak lagi. Seperti diketahui, kalau dalam satu ekor ayam ati ampela bisa dipotong jadi beberapa bagian, kalau jantung ya cuma satu. Jadi, kebayang kan, istimewanya jantung ayam?
Berhubung Bang Emmet pesan menu all you can eat, kita bisa terus-terusan manggil si mas-masnya pakai koin hijau tadi. Selama koinnya nempel di atas dudukannya, dia bakal datang lagi dan lagi. Tinggal kita minta bawain daging yang macam mana.
Yang pasti sih, kalau makan di sini, jangan lupa disela dengan Nanas, biar nggak panas luar dalam.
Kalau Anda sudah cukup makan dagingnya, jangan lupa. Di sekitar meja Anda masih ada menu lain yang menunggu untuk disantap. Spaghetti, french fries, salad, jamur dan lain-lain pun tinggal dicomot. Ada juga buah-buahan dan puding untuk menyejukkan tenggorokan dan jiwa raga. Favorit Bang Emmet sih semangka dan agar-agar.
Terakhir, jangan lupa nenggak Lipitor atau obat penurun kolesterol. Bukan, ini bukan iklan obat. Masalahnya, kalau nggak nenggak, alamat besok pagi nggak bisa turun dari ranjang :P
Oke, kalau sudah kenyang, copot koin warna hijau dan pasang koin warna merah tanda menyerah. Sampai ketemu di makan-makan berikutnya ya.
Sebagai gambaran, Tucanos Churrascaria, nama lengkap restoran tersebut, merupakan restoran khusus barbecue dan buffet a la Brazil. Ia berlokasi di Jalan Mas Mansyur, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta. Posisinya di belakang Citywalk, Sudirman.
Sebagai restoran yang menyajikan menu a la carte ataupun all you can eat termasuk buffet, pilihan menu yang disajikan tentunya sangat beragam.
Asal tahu saja, saat pertamakali datang ke sini, Bang Emmet sangat menyesal. Pasalnya, Bang Emmet terkesima dengan menu daging yang dihantarkan ke meja tempat duduk trus Bang Emmet dan makan sampai kenyang.
Benar saja, begitu teman-teman Bang Emmet kembali dari peredaran dan membawa beraneka ragam cemilan yang disediakan, Bang Emmet pun sedih. Soalnya, Bang Emmet sudah terlanjur sayang. Eh, kenyang.
Bukan saja pilihan cemilan yang beraneka ragam. Pilihan bumbu penyedap sampai saus pun amat banyak dan dengan warna unyu-unyu serta rasa yang beragam. Ingin rasanya menyampur semua saus lalu diaduk. Tapi, jangan lah. Biarkan mereka terpisah dan jangan dijodohkan. Biar nanti di perut saja mereka bersatu. Apa sih.
Nah, di meja makan, Tucanos menyediakan tiga koin plastik dengan magnet di salah satu sisi. Koin hijau untuk memesan makanan, kuning untuk memesan nanas. Hah? Nanas buat apa? Nanti kita lihat. Dan satu koin lagi warna merah kalau sudah tak sanggup lagi menahan rasa itu. Rasa kenyang maksudnya.
Berhubung sudah siap, mari kita letakkan koin pertama, warna hijau di dudukannya. Kalau koin ini dipasang, waiter akan segera hadir menghantarkan sesajen ke meja kita, dan kita bisa pesan sepuasnya. Eh iya, di meja, selain ada garpu dan pisau seperti biasanya kalau kita makan steak, ada juga jepitan. Apa gunanya? Nanti kita lihat.
Kalau sudah pilih line-up menu yang diinginkan dan pasang koin hijau tadi, mas-masnya langsung berdatangan membawa daging warbyasah yang akan kita santap. Ini dia.
Menu pertama yang Bang Emmet dan kawan-kawan pilih adalah Garlic Steak, beef sausage, picanha alias potongan daging sapi yang punya nama lain sirloin cap daannn... jantung ayam? Seriusan? Serius. Enak poll. Dahsyat lho ini jantung ayam.
Untuk sosis, bentuknya gede, tebal dan kenyal. Top lah pokoknya.
Nah, kalau yang ini, hump meat, alias punuk sapi. Ajegile rasanya. Kita bisa pesan medium ataupun welldone, tergantung selera. Tapi Bang Emmet sih, apa aja lah. Semuanya wuenakk.
Eh iya. Itu gunanya tang capitan tadi. Jadi pas si mas-masnya motongin dagingnya, kita tangkepin pake capitan itu biar nggak jatuh lalu kita letakkan di piring. Menu berikutnya adalah garlic steak tadi, tapi yang versi spicy. Ini juga top banget rasanya. Nah lihat tuh, hasil tangkapan Bang Emmet yang siap disantap.
Nah, kalau ini Alcatra alias potongan sirloin terbaik yang kabarnya posisinya tepat berada di bawah daging bagian tenderloin sapi. Rasanya sih, yaa gak usah ditanya lah ya. Dan sama seperti picanha tadi, kita bisa pesan medium ataupun well done. Lihat itu lemaknya yang ada di pinggir. Tapi kalau takut kolesterol, sebaiknya jangan. Tapi kalau Anda pemberani, sikattt.
Kalau kita pasang koin yang kuning, ini yang terjadi. Si mas-masnya datang bawa nanas. Iya. Nanas panggang di sini berfungsi untuk sedikit menetralisir lemak. Rasa asamnya pun bisa menawarkan rasa rindu eh, eneg karena kebanyakan lemak. Percaya deh. Anda pasti butuh nanas kalau makan di sini. Apalagi kalau menurut Bang Emmet, kenyalnya si nanas udah mirip daging.
Favorit Bang Emmet di sini sih tetep, jantung hatiku, eh jantung ayam. Bayangkan, kalau Anda biasa makan bubur ayam pakai ati ampela itu enak, ternyata pakai jantung lebih enak lagi. Seperti diketahui, kalau dalam satu ekor ayam ati ampela bisa dipotong jadi beberapa bagian, kalau jantung ya cuma satu. Jadi, kebayang kan, istimewanya jantung ayam?
Berhubung Bang Emmet pesan menu all you can eat, kita bisa terus-terusan manggil si mas-masnya pakai koin hijau tadi. Selama koinnya nempel di atas dudukannya, dia bakal datang lagi dan lagi. Tinggal kita minta bawain daging yang macam mana.
Yang pasti sih, kalau makan di sini, jangan lupa disela dengan Nanas, biar nggak panas luar dalam.
Kalau Anda sudah cukup makan dagingnya, jangan lupa. Di sekitar meja Anda masih ada menu lain yang menunggu untuk disantap. Spaghetti, french fries, salad, jamur dan lain-lain pun tinggal dicomot. Ada juga buah-buahan dan puding untuk menyejukkan tenggorokan dan jiwa raga. Favorit Bang Emmet sih semangka dan agar-agar.
Terakhir, jangan lupa nenggak Lipitor atau obat penurun kolesterol. Bukan, ini bukan iklan obat. Masalahnya, kalau nggak nenggak, alamat besok pagi nggak bisa turun dari ranjang :P
Oke, kalau sudah kenyang, copot koin warna hijau dan pasang koin warna merah tanda menyerah. Sampai ketemu di makan-makan berikutnya ya.