Rawon Rampal Malang Jawa Timur Rawon Daging Sapi Paling Legendaris

Bang Emmet hampir lupa buat cerita-cerita. Tempo hari waktu ke Malang, Bang Emmet sempat ngebolang, nyobain yang namanya Rawon Rampal, yang katanya sangat terkenal.

Sebenarnya, tujuan ke Malang ketika itu adalah dalam rangka perjalanan wisata kuliner. Eh maaf, business trip. Tapi berhubung sibuk, padahal, memang lagi malas aja sih, baru sekarang Bang Emmet cerita sedikit soal sarapan di Rawon Rampal tersebut.


Anyway, Rawon Rempal yang bertempat di Jl. Panglima Sudirman No.71A, Malang, Jawa Timur ini sudah beroperasi sejak 63 tahun lalu. Ia melayani pelanggan setiap hari dari jam 7 pagi, sampai jam 2 siang. Dan menurut cerita orang-orang, tempat ini nggak ada sepinya.


Bener aja, pas Bang Emmet dan teman-teman mampir ke sana, sekitar jam 9-an pagi, Rawon Rampal ini rame banget. Bang Emmet aja sampe kesusahan mau bikin intro tanpa keberisikan. Tapi, berarti Rawon ini luar biasa kan?


Dari sisi lokasi, rumah makan Rawon Rempal ini tampak nyaman sekali. Meski sudah tua, bangunannya tampak sederhana tapi klasik. Rasanya, kalau tidak sedang terburu-buru, Bang Emmet senang nongkrong di sini. Begitu mau masuk, langsung dihadang pengumuan. Soto dan Rawon Rampal, tidak buka cabang di manapun. Waini. Berarti memang ini satu-satunya dan pantas saja ramai sekali.


Untungnya Bang Emmet masih dapat meja tempat duduk yang baru saja dirapikan setelah pengunjung sebelumnya selesai makan dan beres-beres. Itu gelas sama tisu masih ketinggalan Bang. Ya sudah lah ya, gpp. Daripada gak dapat tempat atau diserobot orang.


Di meja, sudah ada beraneka ragam snack untuk membuka selera, atau dalam kasus Bang Emmet, mengganjal perut yang sudah keroncongan karena kepengen makan.





Tapi terus terang, Bang Emmet nggak nyomot cemilan-cemilannya itu. Sayang perut, takutnya keburu kenyang, jadi nggak bisa menikmati dengan maksimal Rawon Rempal yang terkenal.


Selidik punya selidik, ternyata kalau mau pesan, kita nggak bakal dilayani mas-mas atau mbak-mbaknya yang datang. Kita harus antri dan nyamperin si mbak-mbaknya itu di dapur yang juga udah kelabakan melayani pengunjung lainnya.

Untungnya Bang Emmet nggak sendirian. Urusan pesan-pesan, sudah diwakilkan. Tapi berhubung penasaran, Bang Emmet ngintip juga, dan inilah penampilan dapur yang bersangkutan, dan makanan yang akan disajikan.


Sebagai gambaran, Rawon Rampal ini sendiri relatif terjangkau. Kalau Anda sedang lapar tapi kebetulan sudah di tanggal tua atau kantong cekak, bisa pilih setengah porsi nasi soto atau rawon. Harganya Rp20 ribu saja. Kalau habis gajian, mau beli full version yang super kumplit, harganya Rp50 ribu. Apakah harganya ini pantas?


By the way, ini yang Bang Emmet pesan. Nasi Rawon.



Lha, itu doang Bang? Ya nggak. Berhubung penasaran, Bang Emmet beli juga goreng terpisah, yang nggak diceburin ke kuah rawonnya. Pengen tau aja. Ternyata, warbyasah. Dagingnya kenyal-kenyal empuk, dan bumbunya terasa, nyerap.


Lalu bagaimana nasi rawonnya. Eh sebentar, Bang Emmet ini alirannya mungkin agak beda. Kalau makan makanan yang berkuah, Bang Emmet cemplungin setengah nasinya ke mangkok makanan berkuah itu, dan sebagaian konten dari makanan berkuah itu disiramkan ke piring nasi.


Alasannya sepele. Biar bisa menikmati bagaikan 2x makan. Yakan?

Eh, jadi gimana rasanya Rawon Empal ini? Dahsyat men. Serius! Pantesan rame terus. Oke, sampai ketemu di makan-makan berikutnya.