Cara Sederhana Menentukan Kapan Beli dan Jual Crypto di Pintu

Beberapa waktu lalu, saya pernah menuliskan artikel tentang Pintu, salah satu aplikasi crypto yang terdaftar resmi di Indonesia. Ya, ia resmi karena dapat di-download dari Apple App Store ataupun Google Play Store serta terdaftar dan diawasi oleh Kemendag, Bappebti dan Kominfo.

Pada artikel itu, saya menuliskan saran untuk pengguna awam yang ingin mencoba masuk ke dunia crypto, namun belum ada gambaran dan mencari aplikasi yang mudah dipahami untuk beli dan jual aset-aset crypto. Untuk mereka, saya merekomendasikan Pintu sebagai pintu gerbang masuk ke dunia crypto karena menurut saya, ini merupakan aplikasi trading crypto terbaik.  

Di artikel tersebut, agar memancing feedback dari pengunjung, saya memasang shortcut ke nomor WhatsApp saya. Dengan harapan, ada pengguna yang ingin menjajal dunia crypto dan ingin bertanya-tanya. Dan benar saja, ada beberapa pengunjung blog yang menyapa saya via WhatsApp.

Yang menarik, selain menanyakan soal apa itu bitcoin, sang lokomotif mata uang crypto, pertama dan terbesar di dunia, banyak dari teman-teman sesama pengguna awam (saya juga sebenarnya masih masuk dalam kategori ini) menanyakan, bagaimana caranya menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli koin crypto tertentu.


Nah, berhubung saya yang membuka diri untuk ditanya-tanya, tentunya saya bertanggungjawab untuk menjawab-jawab. Meski tentunya, saya selalu menjelaskan bahwa saya juga pengguna pemula dan baru beberapa bulan terakhir jual beli crypto di Pintu. Penjelasan saya hanya sebagai gambaran, apa yang saya lakukan dan tentunya tidak mungkin akurat apalagi sampai 100%. Lalu, apa yang saya jelaskan untuk mereka yang bertana untuk menemukan kapan beli dan jual crypto di Pintu?

Tentukan Cryptocurrency Terfavorit
Nah, pertama-tama saya selalu menyarankan kepada mereka untuk memilih 4-5 koin/token crypto di Pintu yang perlu mereka perhatikan. Koin/tokennya tentu bebas namun saya menyarankan untuk memilih crypto yang harganya relatif terjangkau. Misalnya Doge, Matic, Ocean, Sandbox, The Graph, REN, atau yang terbaru, token Pintu itu sendiri.

Mengapa saya merekomendasikan koin/token tersebut?

Pertama, karena harganya relatif murah. Pengguna awam yang hanya memiliki dana Rp11.000 bisa membeli 1-2 atau 3 koin cryptocurrency tersebut. Lumayan. Ini tentunya lebih lumayan dibandingkan dengan jika kita hanya memiliki Rp11.000 namun membeli Bitcoin, Yearn.finance, Etherium atau yang lainnya. Kita hanya akan mendapatkan 0,0000 sekian koin saja. Sangat tidak signifikan.

Kedua, koin-koin yang harganya murah relatif sering mengalami kenaikan (dan penurunan harga) hingga 2 kali lipat. Misal, pada saat artikel ini dibuat, harga beli (Buy) 1 koin REN adalah Rp8.925. Padahal, koin tersebut beberapa minggu sebelumnya stabil di kisaran harga Rp12.000 - Rp13.000. Bahkan sempat mencapai Rp14.000-an dan pernah juga di Rp25.000-an.

Kalau kita belinya Bitcoin, yang di saat ini harganya di Rp710.647.356, cukup kecil kemungkinannya ia akan naik sebesar 50 persen dalam waktu dekat apalagi naik hingga 2 kali lipat. Artinya, potensi keuntungan yang akan kita dapat kalau kita trading di koin yang harganya terjangkau akan lebih besar, khususnya kalau modal kita tidak besar. Lihat saja kasus Sandbox, sang koin fenomenal.

Ketiga, untuk pengguna awam, khususnya buat saya pribadi, memantau koin-koin yang harganya "sideways" di kisaran Rp11.000-an sampai Rp19.000-an tentu lebih mudah diingat dibandingkan kalau kita harus menghafal harga Maker (misalnya) yang angka digitnya banyak, yakni di kisaran Rp35 sampai Rp48 jutaan sekian.

Nah, kalau sudah menentukan koin favorit, masukkan saja ke daftar Watchlist.

Cara Menentukan Kapan Waktunya Membeli Crypto
Nah, inilah pertanyaan yang paling banyak ditanyakan dan jawabannya juga dicari-cari banyak orang (termasuk saya). Oke, cara sederhana saya seperti ini. Sebelumnya, disclaimer dari saya, cara ini merupakan cara yang saya lakukan. Tidak menjamin 100 persen berhasil. Namun demikian, buat saya cara ini cukup sering sukses mendapatkan profit dalam hitungan harian atau mingguan.

Pertama-tama, lihat ke Market lalu sortir harga dengan tap 24H Changes. Lihat saja koin-koin/token yang harganya sedang drop paling dalam.

Apakah ada koin favorit yang sering Anda pantau harganya dan saat ini sedang berada di zona papan bawah? Kalau ada, langsung saja tap di koin yang bersangkutan. Contohnya seperti ini:

Sebagai contoh, kita ambil Ocean. Token ini ada di watchlist saya dan saat ini harganya sedang “diskon” 7 persenan. Tap di token tersebut dan lihat harga 24 jam terakhir. Misalnya seperti ini:

Di chart 24 jam terakhir di atas, harganya relatif sedang. Tidak terlalu mahal dan cenderung sedang turun. Apakah langsung kita beli? Tunggu dulu. 

Kalau kita lihat di chart 1 minggu terakhir. Harganya relatif rendah. Nah, ini merupakan petunjuk yang baik untuk membeli. Kalau mau beli, silakan. Tapi sebaiknya, jangan langsung beli dengan seluruh modal Rupiah yang kita punya. Misalnya kita punya modal Rp100.000, coba beli dulu dengan modal senilai Rp20.000 atau Rp25.000. Kalau harganya turun, kita beli lagi sebesar Rp20.000. Atau kalau naik dan banyak, bisa kita jual dulu.

Contoh lain, misalnya kita lihat chart Sandbox seperti di bawah ini:

Di 24 jam terakhir, harganya relatif murah. Waktu yang baik untuk membeli. Tapi sebelumnya, kita cek dulu chart 1 minggu terakhir.

Ternyata, harganya juga relatif murah. Artinya, waktu yang cukup baik untuk membeli coin Sandbox.

Silakan tunggu dalam beberapa jam. Kalau harganya turun ke bawah Rp90.000, silakan beli lagi secara bertahap. Tetapi kalau naik ke Rp95 atau Rp97 ribu, jual saja. Boleh jual semua, boleh jual Sebagian.

Misal jika Anda membeli senilai Rp500.000 di harga Buy Rp93.460 dan jual di harga Rp97.000, nilai Sandbox Anda kurang lebih menjadi sekitar Rp518.900-an. Anda ambil saja modalnya (jual) asset Anda sebesar Rp500.000 sehingga Anda masih punya sisa Rp18.000-an dalam bentuk token Sandbox. Kalau harganya masih naik lagi, lumayan. Artinya Anda sudah punya "uang yang bekerja untuk Anda".

Tidak sempat memantau secara terus menerus, pasang saja notifikasi (Set Alert) di sudut kanan atas.

Cara Menentukan Kapan Waktunya Menjual
Nah, ini juga pertanyaan yang cukup sering muncul. Kalau boleh, sebelum saya menjawab, saya ingin bercerita.

Dulu, saat saya lulus kuliah, pekerjaan pertama saya adalah menjadi trader forex di perusahaan futures. Memang saya hanya bertahan sekitar 1 minggu bekerja di sana. Namun selama 1 minggu itu, saya mendapatkan banyak sekali pelatihan teori serta praktek trading di floor.

Satu hal yang paling saya ingat dari supervisor saya saat saya diterima bekerja di sana adalah, ia berpesan: 1. Jangan tamak. Profit 3-5 persen di depan mata, ambil. 2. Kalau ragu untuk open position, jangan. Bersabar, lakukan hal lain dulu sambil memantau pergerakan pasar atau lihat pair lain. 3. Jangan panik, pasang cut loss position.

Nah, ini juga saya lakukan saat dua puluh tahun kemudian saya kembali ke dunia trading (meski kali ini di cryptocurrency), termasuk di Pintu.

Di Pintu, profit 3-5-7 persen pun saya ambil (jual). Kalau memang masih naik harganya, saya kembali masuk (beli) dan jual lagi kalau sudah mencapai target profit saya itu.

Meskipun pasar sedang sangat menggiurkan, potensi profit belasan bahkan puluhan persen bisa terjadi, saya tetap memegang teguh prinsip yang diajarkan mentor saya tersebut. Dan benar saja, ilmu yang diajarkan di dunia forex trading tersebut juga bisa diterapkan di crypto termasuk di Pintu.

Jadi, kapan waktunya jual? Buat saya, kalau sudah profit 3-5-7 persen. Jual saja. Jangan tamak.

Kesimpulan sederhana dari saya, trading, apapun industrinya, baik saham, forex ataupun crypto, punya potensi profit dan juga loss yang bisa terkontrol. Tergantung kita para pelaku trading di dalamnya.

Di Pintu, chart yang disajikan untuk menganalisa pergerakan pasar sangat sederhana. Meskipun tidak selengkap dan secanggih di aplikasi lain, tapi untuk pengguna awam, saya sangat merekomendasikan Pintu. Terbukti, saya bisa mendapat cuan yang cukup lumayan di sini, meskipun tentunya ada juga Sebagian modal saya yang nyangkut di beberapa token/koin.

Yang pasti, beberapa tips dari saya di atas adalah NFA (Not Financial Advice). Saya hanya sharing tentang seperti apa trading yang saya lakukan di Pintu. Chart memang bisa jadi referensi, namun tidak ada yang pasti di dunia trading. Hal yang mengejutkan kerap terjadi tanpa bisa kita prediksi. 

Intinya: jangan tamak, sabar dan jangan panik. Di Pintu, tidak ada kata loss. Yang ada hanya nyangkut. Dan asalkan Anda tidak panik lalu menjual rugi, modal Anda akan aman. Tunggu saja sampai harga koin/token yang Anda belli tersebut kembali naik.

Oke, yuk trading bareng saya di Pintu.