Judul artikel kali ini mungkin terdengar kontroversi. Tapi hal ini bukanlah sesuati yang cuma sekadar mimpi. Di dunia metaverse dan multiverse seperti saat ini, tidak ada yang pasti. Dan musik di dunia cryptocurrency, bisa jadi.
Ini hanya sekadar opini saya ya, yang hanya seorang newbie di bidang ini. Begini.
Ingat Napster? Atau Anda belum lahir waktu Napster ada lalu di-banned? Intinya gini. Saat ini menurut saya pribadi, industri musik dikontrol dan didominasi oleh label-label ataupun perusahaan skala raksasa.
Label yang punya kuasa, seorang musisi mendapat royalti sekian (CMIIW lho ya, saya bukan pakar di dunia musik juga). Perusahaan raksasa lain seperti Google, Apple dan lain-lainnya juga yang pun kuasa, seorang artis yang memiliki karya dan diunggah di platform mereka, mendapatkan royalti sekian.
Cryptocurrency dengan sistem desentralisasi di blockchain-nya membuat pengguna di setiap sisi, punya kuasa masing-masing.
Sebagai contoh. Ke depan, kalau artis memproduksi karya musiknya dan mengunggahnya ke blockchain yang seperti internet, tidak dimiliki oleh pihak tertentu, bisa mendapatkan penghasilan langsung dari audience atau penggemar mereka yang menyaksikan musik ciptaannya.
Dari sisi pengguna, mereka juga bisa bebas mengikuti atau menikmati hasil karya band-band atau artis idolanya, tanpa harus membayar ke pihak ketiga. Misal: ke YouTube, ke Apple Music, ke Spotify dan lain-lain. Melainkan langsung ke artis favoritnya tersebut.
Lho, saat ini kan kita bisa "nyawer" langsung ke artis idola di Tiktok, Bang?
Betul. Tapi sama seperti tadi kita sudah sebutkan. Tetap saja, dengan menggunakan platform Tiktok, sang pemilik platform pun tentu mengambil sebagian keuntungan dari artis yang bersangkutan atau dari penggemarnya saat mereka mengirimkan donasi.
Ingat soal Napster tadi? Napster adalah platform audio streaming peer to peer service yang memungkinkan kita menikmati musik tanpa harus membayar ke penyedia platform tersebut.
Memang, dulu langkah yang diambil menjadi ilegal karena banyak pelanggaran hak cipta di sana. Tapi intinya adalah, jaringan Napster ini tidak terpusat. Seluruh kontennya tidak ada di server Napster. Semuanya desentralisasi. Pengguna yang mau mendengarkan musik apa, tinggal terhubung ke pengguna lain yang memiliki kontennya.
Nah, di sinilah manfaat blockchain, decentralized dan dunia cryptocurrency masuk, dan membawa potensi manfaat, bukan mudharat.
Dengan teknologi blockchain, seluruh aset digital memiliki tag spesifik yang menandakan pemilik sah dari aset digital tersebut.
Tak hanya koin atau token atau NFT yang ada di sana, ke depan, "file MP3" ciptaan seorang musisi pun kalau sudah di-mint ke blockchain, tidak bisa diubah kepemilikannya menjadi punya orang lain. Artinya, sang artis akan memiliki konten tersebut selamanya. Tentunya sampai kepemilikan tersebut mereka jual atau dihanguskan (burn).
Saat ini saya memang belum dengar ada teknologi yang memperkenankan sebuah aset digital di blockchain bisa disewakan. Yang bisa adalah dibeli.
Tapi bukan sesuatu hal yang mustahil, teknologinya akan memungkinkan pemiliki aset digital "menyewakan" aset yang ia miliki ke pihak lain. Si pemilik "file MP3" tersebut akan mendapatkan royalti langsung dari orang lain yang menikmati hasilnya tanpa harus bagi hasil dengan platform-platform besar seperti YouTube dan lain-lain tadi.
Tidak ada masalah memang, memanfaatkan platform besar tersebut bagi para artis yang ingin karyanya dinikmati oleh penggemar. Namun di sisi lain, mungkin sebagian konten kreator akan merasa platform tersebut memungut dan "menang banyak" karena porsi bagi hasilnya tadi.
Lho, bagaimana kalau nanti konten "file MP3" itu nanti dibajak dan dimodif lalu di-minting oleh pihak lain ke blockchain dan mereka bisa dapat keuntungan juga?
Soal ini sih, saya nggak khawatir. Di dunia teknologi digital ada yang namanya DRM (Digital Rights Management) yang bisa melacak pembajakan dari algoritma file bajakan yang bersangkutan.
Anda yang sering bersinggungan dengan content creation dan mengunggah ke YouTube atau platform lain mungkin kenal dengan teknologi yang satu ini. Dan di dunia blockchain, suatu saat pasti akan ada atau banyak developer yang akan membuat layanan khusus untuk memantau pembajakan seperti ini. Atau malah sudah ada?
Akhir kata, blockchain yang merupakan teknologi penyimpanan data, terus berkembang. Tak hanya aset digital finansial saja yang bisa disimpan. Saya yakin aset-aset digital lain seperti musik atau film juga akan bisa disimpan di sini.
Dan kalau sudah disimpan di blockchain, pemiliknya bisa langsung mendapatkan hasil dari penggemarnya yang ingin menikmati, tanpa harus bagi hasil dengan porsi yang cukup mencekik ke perusahaan-perusahaan raksasa pemilik platform. Dan inilah manfaat yang ditawarkan oleh blockchain dan dunia cryptocurrency.