Sate Jando, Sate Gendong Mbok Ayu Ngatemi. Nggilani!

Salah satu modus Ny. Emmet tempo hari ngajak ke Bandung adalah supaya target utamanya untuk menjajal Sate Jando kesampaian. Ya, beberapa waktu lalu, ia dan rekan-rekan bisnisnya sempat gathering dengan prospeknya di Bandung. Prospek bisnisnya sih sukses, tapi menyambangi Sate Jando-nya gagal. Alasannya sepele. Hujan. Lho kok?

Ya, Sate Jando, atau Sate Gendong Mbok Ayu Ngatemi ini bukan restoran, rumah makan atau warung tenda. Ia cuma pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar tanpa atap. Ada sih, atap terpal yang mereka gelar kalau hujan rintik-rintik. Tapi kalau hujan besar, ya ambyar. Nah, berhubung kali ini cuaca lumayan mendukung, nggak panas tapi ya nggak hujan juga, dan sebelum otewe balik Jekate, mampir dulu deh kite.

Sampai tekape, seperti yang sudah diprediksi. Sepanjang jalan Hayam Wuruk, belakang Gedung Sate, Bandung, antrian mobil sudah panjang sekali. Ternyata mereka sudah antri. Ingin membeli sate jando yang bekennya setengah mati. Seperti apa penampakan sate yang satu ini? Begini:

Sate jando ini beda dengan sate-sate biasa. Kalau sate pada umumnya merupakan daging atau lemak, baik ayam, kambing atau sapi, nah jando ini merupakan bagian lemak tapi susu sapi. Susu sapi yang biasa diperah untuk dikonsumsi itu, diambil bagian lemaknya. Kebayang kenyalnya? 

Lemak yang berasal dari susu sapi ini sebenarnya tampak mirip dengan lemak dari bagian tubuh sapi lainnya. Bedanya, saat dibakar atau disate, ia tidak habis meleleh. Dan rasanya, weh.

Dari sisi penampilan dan penyajian satenya sih, ia kurang lebih sama dengan sate-sate pada umumnya. Ia disajikan di daun pisang dan kertas bungkus makanan. Tapi kalau Anda lihat, ini menggiurkan sekali. Sate, lemak semua. Maknyusss ini mesti!

Begitu dihabek, rasanya ini. Nggilani. Kenyalnya beda dengan kenyalnya lemak sapi atau kambing yang disate. Belum lagi, bumbunya pun manisnya khas, beda dengan manisnya bumbu kacang sate-sate yang biasa Bang Emmet coba sebelumnya. Rasa lemak yang dibakar apalagi agak gosong-gosong dikit ini Bang Emmet banget.

Dari sisi porsi, yaa standar juga. Sepuluh tusuk sate plus potongan lontong sudah disediakan. Potongan-potongan sate jando-nya lumayan besar nggak kecil-kecil seperti sate kambing abang-abang yang kalau makin dekat hari raya, makin menyusut ukurannya, wkwk. Porsinya cukup lah, untuk menyambung antara makan siang dan makan malam atau kalau lagi nggak lapar-lapar amat.

Satu porsi sate jando ini harganya Rp25 ribu, nggak beda jauh dengan sate lain yang biasanya harganya Rp15-20 ribu per porsi sepuluh tusuk. Tapi, rasa sate ini lebih masuk. Next time ke Bandung, sate jando atau sate Gendong Mbok Ayu Ngatemi ini pasti kita singgahi lagi. Nggilani!

Sate Gendong Mbok Ayu Ngatemi
12 Maret 2022
Sate Jando + Lontong
Rp25.000

Rating:
4.0 - Porsi
5.0 - Rasa
4.0 - Penyajian
4.0 - Harga
4.3 - Overall