Pavilion Restaurant, JW Marriott Hotel Surabaya

Kali ini Bang Emmet mau cerita experience Bang Emmet kemarin, menginap di JW Marriott Hotel, Surabaya. Tenang, bukan Bang Emmet yang bayar kok, dibayarin kantor, hehehe. Berhubung kantor udah cukup sering pakai ini hotel, Bang Emmet pengen cerita soal makanannya aja. Khususnya sarapannya di Pavillion Restaurant. Kenapa?

Sebagai informasi, meskipun sama-sama bintang 4 atau bintang 5, nggak semua restoran menawarkan makanan yang maknyuss untuk menu sarapan. Jangan salah, ada beberapa hotel yang menyediakan masakan sarapan yang bisa dibilang ala kadarnya. Tapi giliran kita pesan makan ke room service, kualitasnya luar biasa. Atau ada juga hotel bintang 5, tapi masakan sarapannya nggak se-wah hotel bintang 4 misalnya.

Nah, JW Marriott Surabaya ini makanannya masuk ke kategori yang luar biasa. Nggak bikin malu status bintang 5-nya. Contohnya ini. Bubur ayam. Lho kok bubur ayam?

Ya, Bang Emmet selalu memulai sarapan dengan bubur ayam. Dan meski tampak sepele, bubur ayam bisa menentukan mood Bang Emmet untuk menyantap menu berikutnya. Nah, bubur ayam di sini mantap. Nggak terlalu kental, tapi juga nggak encer. Panasnya pun pas, nggak dingin seperti pengalaman makan bubur ayam di hotel lain tempo hari, dan topping-nya juga banyak.

Telur mata sapi? Lha, telur kan ya gitu-gitu aja bang. Eits, jangan salah. Beberapa hotel menggunakan minyak goreng premium untuk menggoreng telor mata sapinya. Aromanya terasa dan beda dengan minyak goreng biasa. Dan beberapa hotel, mas atau mbaknya nggak bisa bikin telor mata sapi setengah matang dengan sempurna. Kadang agak gosong, kadang malah berantakan. Di sini, pas. Mantap. Tapi sepertinya nggak ada aroma khas minyak goreng khusus.

Berikutnya, mie kocok. Menu ini istimewa. Mie kocok di sini pakai mie tebal dan ada kikil yang kenyal-kenyal cihuy. Kuahnya juga mantap.

Selain itu, ada juga mie ayam. Oke sih, tapi yaa tetep. Standar ekspektasi mie ayam bang emmet sudah terlalu tinggi (baca: mie ayam abang-abang gerobakan pinggir jalan). Jadinya pas makan mie ayam ini, biasa aja. Enak sih, tapi yaa nggak istimewa sih.

Ada lagi bubur kacang jahe. Untuk yang ini, mon maap. Bang Emmet nggak suka. Mungkin selera sih ya.

Di restoran ini juga ada cakwe. Dia lembut nggak keras dan nggak terlalu berminyak. Aromanya juga harum, nggak "bau pesing" kayak cakwe di restoran anu. Oke banget. Sayangnya pas ngambil ini, nggak ketemu sambal kuah cakwe seperti yang di abang-abang pinggir jalan itu. Jadinya ya serasa ada yang kurang.

Berhubung hotel di Surabaya, nggak lengkap kalau nggak ada tahu tek. Rasanya enak sih, bumbu kacangnya juga manisnya pas. Tapi kok nggak ada telornya? Bukannya tahu tek itu khas-nya pakai telur dadar ya? Next.

Nah, daging panggang di sini juga mantap. Kudu antri nunggu rada lama untuk mendapatkannya. Tapi begitu dapat, worth it banget. Mas-masnya juga jago manggangnya. Nggak gosong dan pas. Lihat itu lemaknya. Alamakk. Dicolekin pake sausnya, mantapp. Oya, di sini pilihan sosisnya juga banyak. Ada beberapa macam sosis ayam dan sapi. Entah kalau hewan lain 😋

O ya, di sini juga ada menu sushi yang lumayan lengkap. Jadi inget. Beberapa waktu lalu Bang Emmet pernah nginap di hotel dan sarapan. Sushinya, duh. Bikin ilfil. Tapi di sini mantap. Highly recommended.

Nah, ini salah satu hero model masakan di sini. Roti bakar. Rotinya tebal dan lembut banget. Nggak keras tapi agak kenyal gurih. Toppingnya juga banyak macamnya. Ditaruh di atasnya, meleleh. Weleh weleh.

Selain roti bakar tadi, pilihan bread and pastry-nya juga banyak. Rasanya? Yaa biasa aja sih. Sesuai ekspektasi rasa pastry premium lah.

Nah, untuk minuman, Bang Emmet cukup surprized. Pas mesen kopi ke waitress-nya yang mampir ke meja, Bang Emmet cuma pesan kopi. Kirain kopi hitam standar biasa, tapi ternyata yang datang coffee latte. Welee. Tau aja mbaknya, kopi favorit Bang Emmet.

Besokan paginya, pas si mbaknya datang, Bang Emmet langsung tanya, kopinya ada apa aja. Ternyata selain coffee latte, ada juga cappucino dan americano. Cuss lah, cappucino pun hangat mendarat di meja sarapan bang emmet.

Selesai sarapan, tadinya mau makan buah. Harusnya sih demikian, tapi udah kenyang banget. Tenang, semua menu makanan di atas nggak Bang Emmet makan di sekali sarapan. Tapi berhubung mbaknya dateng lagi nawarin, ternyata dia juga punya berbagai macam teh. Termasuk ice lyche tea seperti ini. Weleh.

Mantap ini hotel. Kalau pesan kamar buat nginap di sini, include breakfast aja. Okeh banget! Nggak kayak hotel yang itu tuh.