Kuma Sea Garden Resort & Homestay, Lembata, Nusa Tenggara Timur

Bang Emmet akhirnya berkesempatan untuk menginjakkan kaki di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Selama 3 hari dua malam, Bang Emmet akan mengunjungi beberapa tempat untuk aktivitas kantor dan healing tentunya.

Nah, berhubung keterbatasan flight, Bang Emmet berangkat jam 2 pagi dari Soekarno Hatta ke Kupang. Sekitar pukul 8 pagi di Kupang, Bang Emmet berangkat lagi ke Lembata. Nah, berhubung flight dini hari, tidur nggak jelas, sarapan lebih nggak jelas, Bang Emmet tentunya perlu cari tempat istirahat dan sarapan yang proper. 

Untungnya, dari bandara Wunopito, Lewoleba, Lembata, tempat penginapan kita nggak jauh.

Tempat penginapan Bang Emmet kali ini ternyata nama lengkapnya Kuma Sea Garden Resort & Homestay, atau singkatnya Kuma Resort. Dia berada di daerah Pada, Nubatukan, Lembata, Nusa Tenggara Timur. Jaraknya sekitar 12 kilometer dari bandara Wunopito, Lewoleba atau sekitar 20 menit dengan kendaraan. 

Dan ternyata, meskipun Bang Emmet dan kawan-kawan sampai di sana masih sekitar jam 9 pagi, tapi kita sudah bisa langsung check-in dan drop barang-barang. Dan berhubung lapar nggak tapi kenyang masih jauh, kita bisa pesan sarapan dulu di sini. Dan ternyata rasanya maknyus. Bukan, bukan karena lapar. Tapi asli makanannya recommended.

Sebagai gambaran, Kuma Resort ini tadinya merupakan bekas rumah jabatan almarhum Eliaser Yentji Sunur, Bupati Lembata yang wafat di tahun 2021 lalu. Rumah ini kemudian dikonversi menjadi beachfront resort dan dibuka untuk umum serta ditata dengan konsep alam terbuka.




Tak hanya penginapan, Kuma Resort juga menyediakan cafe dan aula untuk pertemuan dan juga arena bermain anak-anak. Cafe-nya ini punya menu yang relatif lengkap, suasana nyaman, wifi dengan internet yang cukup mengejutkan kecepatannya, dan ada colokan listrik. Nggak nyangka banget pokoknya untuk ukuran sebuah resort di kawasan yang sangat indah namun cukup jauh dari ibu kota.

Dan dari beberapa kali jam makan pagi siang dan malam saat kita menginap di sana, kita nggak usah repot-repot nyari makan di tempat lain. Di sini udah cocok banget di lidah dan di kantong.

Yang luar biasanya, Kuma Resort ini memiliki pemandangan yang mesmerizing. Pantai yang bening langsung beradu dengan gunung. Gunungnya ini bentuknya pun ya lurus-lurus aja. Persis seperti yang kita gambar waktu kita semua masih di TK atau SD. 

Asyiknya, dia juga punya area yang cocok banget untuk menikmati sunset. Sambil nyeruput kopi dan bakwan, asli bakwannya enak, betah banget lah Bang Emmet nongkrong di sini. Bang Emmet sendiri sempat nongkrong di sana sambil menunggu sunset dan menggambar pemandangan dengan laptop-tablet Andalan. 

Gimana? Bagus kan? Hehe. Awas kalo bilang jelek 😠 

Oke, kita ke kamarnya. Kuma Resort ini punya kamar standar dan kamar VIP. Kamar standarnya ada yang menggunakan single bed dan ada yang menggunakan twin bed. Ada yang berdinding tembok dan ada yang berdinding kayu. Nah, kebetulan Bang Emmet menginap di kamar yang berdinding dan lantai kayu. 



Tempat tidurnya empuk dan nyaman. AC-nya cukup dingin dan ada water heater juga. Penting ini. Suasananya wunak banget. Andaikan ke sini dalam rangka liburan bersama keluarga. Mantap banget pasti. Apalagi begitu buka pintu kamar. Kita disajikan pemandangan yang uwow.

Kamar VIP-nya sendiri dibangun di tebing batu dan langsung menghadap laut dan gunung. Dan kalau lagi surut, seru banget main di pantai ini. Sayangnya, pantai landainya tidak terlalu luas karena setelah jarak sekitar 20-30 meter, langsung bertemu dengan laut dalam. Untungnya, berhubung ini pantai di dalam area resort, pantainya sepi dan nggak ada akamsi. Jadi Bang Emmet bisa mandi-mandi.


Dan berhubung Bang Emmet paling demen bikin time lapse video, tentunya Bang Emmet bikin juga video time-lapse sunset. Sayangnya lagi agak mendung. Tapi ya gpp deh. Intinya, recommended banget ini resort.