Lebih Enak Dengar Live Music atau DJ?

Bang Emmet belakangan ini lagi seneng dan sering main-main ke tempat keramaian umum. Agak kontradiktif sih, soalnya Bang Emmet sebenarnya tipikal introvert, mager parah dan lebih milih rebahan, berdiam diri, sendiri, di tempat sunyi.

Anyway, Bang Emmet lagi sering ke tempat keramaian khususnya yang ada snack, softdrink dan yang penting, live music. Apalagi kalau musik yang dimainkan oleh band-band di club, pub, cafe atau apalah itu adalah music 70-80-90an. Karena menurut Bang Emmet, musik di era tersebut adalah eranya musik-musik yang terbaek.

Di berbagai kota yang Bang Emmet dan rekan-rekan kunjungi, karena urusan pekerjaan tentunya, biasanya kita menyempatkan diri untuk refreshing singkat ke tempat tongkrongan yang asik ataupun yang heits di sana. Tentunya ya belum tentu, dan juga bukan artinya harus tempat yang mahal, harganya selangit dan bisa bikin kantong menjerit.

Contohnya pas ke Surabaya kali ini. Sebagai gambaran, biasanya sih Bang Emmet paling setahun sekali atau dua kali ke Surabaya untuk urusan kerjaan. Tapi kebetulan, dua bulan terakhir, dua kali kita ke sini. Dan berhubung terakhir ke sini pas bulan Ramadan, tentunya banyak yang tutup. Dan kalaupun ada yang buka, nggak elok juga kita nongkrong-nongkrong sampe sahur bukannya tidur.

Nah, kali ini, Bang Emmet pas punya waktu me time lumayan banyak untuk sendirian lihat-lihat di sekeliling Tunjungan, daerah hotel tempat Bang Emmet dan kawan-kawan menginap. Tentunya, lihat-lihat live music, bukan yang asik-asik tapi penuh risk.

Nah, terkait judul di atas, Bang Emmet mau bahas preferensi Bang Emmet. Live Music atau DJ?

Dari percobaan Bang Emmet di berbagai kota di Indonesia menjajal tempat-tempat keramaian seperti disebut di atas, Bang Emmet pilih live music. Kenapa? Di pub, club, cafe dengan live music, Bang Emmet bisa puas ikut nyanyi teriak-teriak dengan pengunjung lainnya, khususnya kalau Bang Emmet kenal dan suka dengan lagu yang dibawakan. 

Kalau di club dengan DJ, sebagian amat sangat besar, Bang Emmet nggak kenal lagunya. Kalaupun kenal, biasanya maksimal cuma reff nya saja. Itupun, baru sebentar enak, DJ-nya udah skip ke lagu lain yang asing. Ibaratnya baru mulai seneng-senengnya, terus ditinggal. Ya gitu lah. Gak suka Bang Emmet sama yang begitu kelakuannya 😋

Di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Manado, Denpasar dan lain-lain, kalau musiknya DJ, ya modelnya begitu kan? Baru mau enak, ganti. Baru mau enak lagi, ganti lagi. 

Kalau live music, satu lagu ya dimainkan sampai selesai. Kalau lagunya nggak kenal atau nggak suka, ya sudah. Tunggu lagu berikutnya. Harapannya, band-nya nanti mainkan lagu yang enak dan familiar.

Di Jakarta, ada pub yang playlist-nya cocok dengan preferensi Bang Emmet. Di kota-kota lain, yaa ada juga sih meskipun nggak seperti pub favorit (yang umurnya bahkan lebih tua dari umur Bang Emmet) satu itu. 

Nah, di Surabaya ini juga begitu. Di samping hotel (udah 2x ke Surabaya terakhir Bang Emmet dan rekan selalu nginap di hotel ini) ada cafe yang punya live music yang asik. Kok tahu asik? Soalnya dari kamar, kadang terdengar alunan musiknya. Bahkan kalau buka jendela, biasanya makin kedengeran jelas musik yang mereka bawakan. Lumayan.

Pas Bang Emmet ke sana, benar saja. Lagu-lagu yang dimainkan juga Bang Emmet banget. Senang rasanya bisa nyeruput kopi sambil ikut nyanyi-nyanyi. Meskipun sendirian, karena pengunjung yang lain juga ikut nyanyi, jadi serasa rame.

Tapi nggak musti di cafe juga. Bahkan di warkop tongkrongan pinggir jalan, suasananya pun asik. Sambil nyeruput kopi yang lebih murah lagi, kita bisa ikutan nyanyi-nyanyi. Dan musik-musik yang dimainkan pun relatif mainstream, easy listening dan familiar. 

Di tempat tongkrongan dengan live music, selain mendengarkan lagu yang dibawakan, kita juga bisa request lagu. Atau bahkan kalau mau nyumbang suara, welcome banget. Meskipun Bang Emmet kayaknya nggak bakal tampil nyanyi sumbang suara. Alasannya simpel. Suara Bang Emmet sendiri cukup sumbang, ibaratnya C = Sol. Jadi, Bang Emmet cukup ikut nyanyi atau teriak-teriak dari tempat sajalah.

Tapi ya gitu, berhubung musiknya adalah music mainstream, Bang Emmet bisa lebih menikmati.

Di club dengan DJ, Bang Emmet juga sebenarnya bisa menikmati suasana. Jedag-jedug dan kadang kalau kenal musiknya, ikut manggut-manggut juga. Tapi ya seperti sudah disebut tadi, baru mulai seneng, dia ganti lagu. Yaa Bang Emmet sebenarnya nggak masalah. Yang jadi masalah, kalau tiba-tiba gelas minum Bang Emmet dituangin sesuatu sama si mbaknya, atau Bang Emmet tiba-tiba disamperin orang seperti terakhir kemarin malam 😝

Kesimpulannya? Live music for the winner buat Bang Emmet.