Bakso Titoti Wonogiri Cabang Kebon Jeruk

Malam ini Bang Emmet lagi dapat tugas dari Nyonyah Emmet. Hunting bakso. Nyonyah lagi kurang enak badan dan ingin makan yang hangat-hangat soalnya. Nggak ingin makan berat-berat juga. Jadi, bakso cocok lah.

Target pertama, Mie Ayam Bakso Pendy, Kemanggisan. Gerai ini memang lebih terkenal dengan mie ayamnya yang mantap. Tapi ia juga menjajakan bakso yang nggak kalah enaknya. So, berangkatlah Bang Emmet dan Nyonyah ke sana. Ternyata eh ternyata, Mie Ayam Bakso Pendy hari ini nggak jualan.


Sedikit kecewa, kita arahkan target berikutnya ke Bakso Daging Sapi Asli Mas Kumis, karena dari Kemanggisan ke KS Tubun sebenarnya tidak jauh. Meskipun putar baliknya cukup lumayan. Anyway, dibantu Google Maps yang rada sotoy, yang mengarahkan lewat jalan pintas tapi lewat jalan senggol bacok, sampailah kita ke sana.

Etapi ternyata, Bakso Mas Kumis pun tutup. Cek punya cek, di rolling door ada tempelan, baru buka hari Rabu. Inget punya inget, o iya, ini kan lagi tahun baru Hijriyah. Banyak orang yang pada pulkam. Pantas warung bakso target, dan juga beberapa yang ada di pinggir jalan rute menuju TKP pada tutup. Duh, gimana nasib Nyonya Emmet?

Terpaksa cari alternatif ketiga. Dan yang kemungkinan pasti buka, Bakso Titoti Wonogiri. Berhubung dari KS Tubun, opsi yang paling dekat yang Bang Emmet tahu adalah cabang yang ada di Kebon Jeruk. Bang Emmet cuma taunya cabang ini dan cabang Ciledug soalnya. Langsung saja, berangkat lah kita ke sana. Menurut Google Map, dia tutup jam 9.30. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 lebih.

Dengan gaya pembalap tim Ferrari, Bang Emmet membawa kendaraan kencang berlari. Ya kali, orang jalanan macet sekali.

Alhasil, kita tiba di TKP pukul 9-an. Alhamdulillah, dia nggak tutup. Dan lumayan, masih ada sekitar setengah jam-an untuk menyantap. Sampe di dalam, ternyata masih penuh banyak orang. Kayaknya mereka juga calon konsumen warung bakso lain yang pada lari ke sini karena warung langganannya tidak beroperasi.


Gak pake lama, pesanan bakso spesial Bang Emmet sudah datang. Nah, ini dia bentukannya:


Dari sisi penampilan, bakso Titoti ini sama seperti bakso pada umumnya. Pada kemasan penjualannya, terdapat dua bakso berukuran lumayan besar, dan dua bakso yang lebih kecil. Satu bakso yang besar dan satu yang kecil adalah bakso urat. Ada pula tahu kuning dan urat. Di bawah, ada toge, mie kuning dan mie putih.

Soal rasa, bakso Titoti ini sebenarnya recommended. Baksonya, apalagi bakso uratnya, mantap. Nggak seperti bakso supermarket. Namun sayangnya, demi memberikan rasa yang ni'mat, bakso ini dan atau kuahnya, diberi micin. Wajar sih, tapi ya, ada juga warung bakso lain yang nggak pakai micin. Atau, kalau pakai pun, tidak terlalu banyak.

Bukti sahihnya adalah, Bang Emmet yang selalu merasa dahaga kalau habis makan di restoran full micin, di sini nggak. Nyonyah Emmet yang selalu keleyengan, di sini tidak terlalu. Artinya, bakso Titoti ini, ada micinnya. Namun kadarnya masih tidak berlebihan. Sedikit kekurangan lainnya adalah, apalagi kalau bukan saosnya. Saos yang digunakan adalah saos standar supermarket.




Bagaimana dengan porsinya? Untuk ukuran Bang Emmet yang doyan makan, Bakso Spesial Titoti ini sudah cukup. Tidak terlalu banyak, tapi cukup bikin perut lapar jadi kenyang, nggak begah. Harganya? Satu porsi bakso spesial ini harganya Rp27 ribu. Okelah. Ada kemungkinan balik lagi ke sini? Pastinya.

Rating:
4 - Porsi
3,5 - Rasa
4 - Penyajian
3,5 - Harga
3,75 - Overall